Basri A Muin (ist)
Ketua Osama Basri A Muin mengatakan, pemilu 17 April harus berlangsung sesuai asas Pemilu, yakni langsung, bebas, umum dan rahasia (luber) tanpa ada intervensi dari pihak manapun kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya.
Menurut Basri, pesta demokrasi 17 April mendatang wajib bagi masyarakat menyalurkan hak pilihnya dengan luber tanpa ada rasa khawatir akibat intimidasi pihak lain untuk menentukan calon kandidat baik di legislatif maupun presiden.
"Saya berharap asas demokrasi betul-betul dilaksanakan, tanpa ada interpensi dari pihak manapun sehingga masyarakat betul-betul menyalurkan hak pilihnya sesuai nurani mereka memilih kandidat yang disukai," pungkasnya, Jumat (29/3/2019).
Lanjutnya Basri bahwa, negara Indonesia menganut sistem demokrasi, maka biarkan masyarakat menyambut Pemilu dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan perasaan senang dan gembira.
"Demokrasi kan pengertiannya kebebasan menyampaikan pendapat, namun jika harus diinterpensi dalam memilih itu bukan lagi demokrasi namanya," terangnya.
Selain itu Basri juga berpesan agar pesta demokrasi jangan dibawa kerana SARA, karena itu dapat menimbulkan perpecahanan bangsa.
Selain itu Basri juga berharap, pihak penyelenggara Pemilu seperti KPU, Bawaslu dan stakeholder Pemilu lainnya dapat menjalankan tugasnya tanpa keperpihakan kepada salah satu calon baik legislatif maupun presiden.
"TNI dan Polri juga harus berlaku netral dalam mengawal pesta demokrasi yang tinggal beberapa minggu kedepan sehingga dapat berjalan lancar, aman dan damai," pintanya.
Basri berharap, nantinya calon yang terpilih benar-benar memperjuangkan harapan masyarakat dan bangsa Indonesia kedepan lebih baik lagi. (awl/har)
