MAJENE, MASALEMBO.COM - Komoditas Kakao masih menjadi andalan para petani di Desa Panggalo, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene. Betapa tidak, dalam sepekan, satu orang petani sedikitnya mampu menghasilkan 7 pikul atau sekitar 500 kilogram kakao kering siap jual.
"Biasanya bisa menghasilkan tujuh pikul dalam sekali panen, kita memanen empat kali satu kali musim panen," kata Arif, warga Udung Lemo, Desa Panggalo, Kecamatan Ulumanda.
Ditemui di Udung Lemo, Jumat (22/3/2019), Arif mengatakan, keberadaan Kakao di Udung Lemo memang sudah berlangsung lama. Komoditi ini diminati warga sejak tahun 90-an. Namun, puncak keberhasilan petani di awal tahun 2000 hingga saat ini. "Kalau saya liat sebenarnya di sini coklat (Kakao) tidak ada istilah musim, setiap saat selalu berbuah, tapi memang ada waktu-waktu tertentu banyak buahnya," tutur Arif.
Sayangnya, harga Kakao di Udung Lemo terbilang murah. Hanya Rp14 ribu untuk 1 kilogram. Sementara di pinggiran di pusat Kecamatan Ulumanda, harganya berkisar Rp21 ribu hingga Rp25 ribu. "Ini karena jalan ke sini tidak bagus, otomatis biaya ongkosnya mahal untuk membawa ke pinggir, makanya agak murah di sini," terang Arif.
Kepala Desa Panggalo, Palimbuan, mengatakan, Pemerintah Desa memang terus mengupayakan pembangunan sektor pertanian terkhusus Kakao. Berbagai upaya pun dilakukan Pemdes Panggalo guna menggenjot hasil perkebunan Kakao. "Kita terus mendorong, kasih motivasi ke petani agar bekerja keras, mereka juga masih melakukan kerja gotong royong dalam hal berkebun Kakao," ucap Palimbuan.
Pemdes Panggalo kata Palimbuan, juga memberikan bantuan-bantuan pertanian, diantara pupuk dan pestisida untuk medorong hasil Kakao lebih banyak. "Alhamdulillah masyarakat kami sejak dulu menikmati hasil Kakao ini, bahkan jadi komoditi utama mereka," ucapnya. (red)