Antusias peserta ikuti pelatihan menulis buku dari Mira Pasolong (Hand Over/Mira Pasolong)
MATENG, MASALEMBO.COM - Road Show Satu Guru Satu Buku (Sagusaku) Ikatan Guru Indonesia (IGI) digelar di 100 titik seluruh Indonesia. Tujuan kegiatan ini adalah menerbitkan 1.000 buku yang akan dipamerkan pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei mendatang.
Kabupaten Mamuju Tengah, menjadi salah satu titik Road Show Sagusaku IGI. Kegiatan ini digelar di SMP Negeri 6 Topoyo, pusat kota pemerintahan Mateng. Kegiatan yang sudah melahirkan ratusan guru penulis ini diikuti 80 peserta.
Meski tak sempat dihadiri pejabat Dinas Pendidikan yang sedang berada di luar kota, sehingga hanya dibuka oleh Wakil Ketua Umum PP IGI Regional Sulselbar, Mira Pasolong. Namun para peserta tampak antutisias hingga kegiatan ini selesai. Waketum PP IGI Regional Sulselbar Mira Pasolong, hadir sekaligus menjadi pemateri.
Ketua IGI Mamuju Tengah Mahmud, S.Pd., M.Pd saat memberikan sambutan berharap, kegiatan-kegiatan berikutnya akan terus dilaksanakan demi kemajuan pendidikan di 'Bumi Tassilalla' Mateng.
"Kegiatan ini dilaksanakan secara swadaya melalui iuran peserta dan bantuan lain yang tidak mengikat," ucapnya.
Acara dibuka pukul 09.00 WITA. Awalnya, panitia akan menggelar video conference namun sayang, gangguan jaringan telekomunikasi tak memungkinkan untuk hal tersebut.
"Tadinya kita mau vikon (video conference, red) dengan direktur SEAMEO di Bangkok, Ketua Umum PP IGI dan Pak Mendikbud. Tetapi, jaringan di Mateng yang membuat kami tidak bisa mengikuti vikon dengan baik," kata Mira Pasolong, Rabu, (14/2/2019).
Saat Mira memaparkan peran-peran IGI selama ini, peserta yang sebagian besar belum menjadi anggota antusias untuk bergabung. Mereka umum mengaku tertarik dengan motto sharing and growing together IGI.
"Ini memang magnet yang merekatkan guru-guru yang mau berkembang dengan IGI," kata Mira saat berbicara dengan para peserta kegiatan ini.
Materi dimulai dengan pemberian motivasi menulis, kiat dan teknik menulis yang dirangkum dalam satu metode yang disebut JEMARI 74. Metode ini selain berisi teori, sebagian besar merupakan praktek menulis.
Teori hanya diberikan selama 1 jam, dan setelahnya peserta mulai diminta menulis sebuah artikel bertema pendidikan.
Sebagai motivasi awal agar peserta terdorong untuk menyelesaikan buku tunggal, maka artikel yang ditulis saat pelatihan akan dibukukan menjadi buku antologi bersama peserta Sagusaku Mamuju Tengah. (rls/har)