Herman Haeruddin M.Pd
(Dosen STIT Al-Chaeriyah Mamuju)LPTQ (Lembaga Pengelola Tilawatil Quran) mempunyai peran penting dalam membumikan alquran di tanah Mandar agar tercipta generasi qur'ani.
Untuk mencapai hal tersebut, lembaga LPTQ seharusnya tumbuh subur di setiap kecamatan dan semua masyarakat harus sadar dan aktif dalam berperan penting bagi kemajuan organisasi tersebut baik secara materi maupun tenaga.
Realitas di lapangan bahwa LPTQ hanya akan berbenah saat menjelang kompetesi akan dimulai sebab akan mengutus qari-qarinya mengikuti kegiatan lomba atau hanya menggugurkan kewajiban memenuhi permintaan undangan pemerintah daerah dengan persiapan yang serba mendadak maka tidak heran ketika alumni STQ tidak menghasilkan qari profesional bisa diandalkan untuk bisa berlaga ke pentas nasional.
Prestasi gemilang yang diraih oleh para juara lomba MTQ tingkat nasional dan internasional tidak didapatkan dengan proses rendahan tapi melalui pengkaderan dan pelembagaan matang. Sebut saja beberapa qari pemenang internasional seperti Muammar, Darwin Hasibuan, Mukmin Ainul Mubarak mereka adalah alumni STQ yang mengharumkan nama Indonesia di panggung dunia.
Prestasi semacam itu mampu kita raih di tanah mala'bi ini asalkan semua pihak mulai dari pemerintah, legislatif dan masyarakat mempunyai misi yang sama dalam membina LPTQ tersebut.
Sulbar pernah membanggakan qari internasional Nuhun Jamal putra kelahiran Mandar yang sempat tembus pada level dunia saat MTQ internasional di India tahun 2002. Namun hanya puas pada urutan ke tiga, setelah itu tidak ada lagi regenerasi sampai sekarang. Sebab ketidak seriusan dalam mengembangkan prestasi tersebut padahal kita mandar memiliki segudang bakat qari yang mumpuni untuk kita bisa kembangkan.
Kita berharap agar seleksi STQ Kabupaten Majene yang diselenggarakan 19 dapat menghasilkan qari yang bisa mengharumkan nama Sulbar kedepan.
Sumber Anggaran
Hal yang paling urgen dibincangkan adalah sumber pendanaan LPTQ. Organisasi manapun kalau tidak memiliki anggaran yang cukup maka arah pergerakannya akan macet sebab danalah yang menjadi penggerak utama dalam setiap organisasi. LPTQ tidak memiliki sumber anggaran yang jelas sehingga tidak banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Bahkan ada periode kepengurusan yang sama sekali tidak memiliki kegiatan alias vakum sebab sumber masalahnya adalah pendanaan.
Dalam anggaran APBD daerah LPTQ tidak memiliki ruang untuk mendapat anggaran entah mengapa tapi penulis bersifat so uson ya mungkin tidak ada anggota DPR yang memperjuangkan untuk masuk di anggaran belanja daerah
Terkadang setiap kegiatan LPTQ sasaran utama pendanaan adalah ASN yang akan dipotong langsung gajinya sesuai golongan, ada saja ASN yang tidak sepakat dengan hal demikian sebab masih banyak sumbangan sumbangan lainnya yang harus tunaikan seperti Zakat ASN sekitar 2,5 Persen, sumbangan PGRI 7000/bulan, korpri 3000/bulan , sumbangan agustusan, sumbangan MTQ pertahun dan berbagai sumbangan lainnya, tapi karena ini adalah tekanan dari atasan maka mau tidak mau (samiqna waataqna) saya dengar saya lakukan, harus dituruti.
Namun demikian, kita berharap agar pelaksanaan STQ yang dilaksanakan di Majene agar menghasilkan Qariq yang dapat mengharumkan nama Majene kedepan. (*)