Penderita DBD sedang dirawat du RSUD Polewali (Asrianto/masalembo.com)
POLEWALI, MASALEMBO.COM - Memasuki musim penghujan, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mewabah di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Data rekam medik rumah sakit umum daerah Polewali Mandar mencatat, sejak awal Januari 2019, sebanyak 21 dirawat di rumah sakit akibat terjangkit DBD.
Kepala Tata Usaha RSUD Polman Andi Hizbullah mengatakan, jumlah pasien tersebut terdiri atas 14 orang dewasa dan 4 anak-anak. Sementara yang dirawat saat ini masih ada 6 orang pasien. Sebagian sudah diperbolahkan kembali ke rumah setelah kondisinya mulai membaik. "Hasil laboratorium dan diagnosa dokter mereka positif DBD," kata Hizbullah, Kamis (31/1/2019).
Menurutnya, penanganan pasien selama inkubasi jika ditangani dengan baik, paling lama hanya satu minggu. Jika kondisi pasien selama inkubasi itu sudah ada perubahan, artinya demam tingginya sudah turun, bintik-bintik merah sudah hilang, itu sudah diperbolehkan pulang.
Salah satu pasien bernama Azzharah (12) warga jalan Manunggal, Lorong 1, Kelurahan Pekkabata, sudah empat hari dirawat di ruang perawatan anak Asoka RSUD Polewali. Menurut keluarga, awalnya pasien sempat diberi pertolongan pertama dengan memberi obat. Namun suhu badannya tidak turun sehingga pihak keluarga membawanya ke Puskesmas setempat. Setelah mendapat perawatan di Puskesmas, pasien kemudian dirujuk kerumah sakit.
"Mulai panas waktu malam Minggu, baru dirujuk ke Puskesmas. Tapi sejak ditangani di rumah sakit, alhamdulillah, kondisinya sudah mulai membaik dan stabil," kata Riang, nenek pasien.
Kepala Dinas Kesehatan Polman, Suaib mengatakan, saat ini sudah ada lima orang mengalami DBD, yakni dua pasien dari Puskesmas Campalagian dan tiga pasien dari Puskesmas Pekkabata.
"Kalau yang dicatat oleh rumah sakit mungkin itu pasiennya langsung ke Rumah Sakit, tanpa melalui Puskesmas setempat," katanya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Polman telah melakukan upaya penyemprotan atau fogging di wilayah endemik DBD. Seperti di Binuang, Pekkabata dan Manding. Pihaknya juga telah mengeluarkan surat edaran ke setiap Puskesmas untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya nyamuk aedes aegicpty yang bisa menimbulkan penyakit demam berdarah.
Suaib menjelaskan bahwa, meski ada penyemprotan namun tidak bisa menyelesaikan masalah karena yang dibunuh hanyalah induk nyamuknya, tidak membunuh jentiknya. Olehnya itu, ia menghimbau kepada warga agar tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan menerapkan sistem 3 M, yakni menguras bak penampungan air, menutup tempat penampungan dan mengubur barang bekas yang hisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk. (ant/har)