Tampak Bupati Majene H Fahmi Massiara saat penanaman cabai perdana di Malunda (Munirul Islam/Humas Setda Majene)
MAJENE, MASALEMBO.COM - Bupati Majene H Fahmi Massiara menghadiri penanaman cabai perdana di Kecamatan Malunda, Minggu (13/1/2019).
Penanaman perdana komoditi cabe ini dilakukan di areal pertanian seluas 60x 70 meter persegi. Diantaranya adalah lahan milik Kelompok Tani Adat Tuho dengan luas 20 hektar. Kelompok ini memiliki 20 orang anggota.
Ketua Kelompok Tani Salahuddin mengatakan, selain cabai, ia juga menanam jagung dan komoditi lainnya. Salahuddin menuturkan, merasa bersyukur dapat menanamkan cabai kembali. Ia mengaku bangga atas hasil panen cabai tahun lalu yang cukup menggembirakan. Hasil panen kata dia, mampu mendapatkan 3,5 ton cabai yang bila dirupiahkan sekitar Rp75 juta.
Kepala Dinas Pertanian Majene, Burhan, S. Pt, M.Ma yang turut hadir di kesempatan ini mengatakan, cabe yang ditanam hari ini dapat dipanen sekitar 2,5 sampai 3 bulan kedepan. "Sepanjang para petani tetap bekerja sama dengan penyuluh yang ada di Malunda," katanya.
Kadis berharap, para petani rajin melakukan penyemprotan minimal dua kali dalam seminggu dan melakukan pemupukan sekali dalam sepekan.
"Ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal," katanya.
Sementara itu, Bupati Majene H Fahmi Massiara dalam pengarahannya mengatakan, berbagai inovasi yang dikembangkan oleh para petani dewasa ini tentu tak lepas dari peran aktif Dinas Pertanian. Kata Fahmi, pihaknya telah mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Dinas dan para petani cabai di Kabupaten Majene, khususnya petani cabai di Kecamatan Malunda karena mampu mengubah lahan tidur menjadi lahan produktif.
"Ini semua merupakan salah satu perwujudan dari revolusi hijau yang selama ini kita galakkan di Majene," ucap mantan camat Banggae Timur ini.
Dengan hasil yang cukup memuaskan lanjutnya, tentu akan sangat membantu sumber pendapatan masyarakat.
Diterangkan Fahmi, harga cabai saat ini sedikit merosot dibanding tahun lalu, dimana pada tahun ini harga tersebut rata-rata hanya Rp17.000 per kilogram. Namun, ia berharap agar hal demikian bukan menjadi penghambat semangat petani untuk tetap menanam cabai.
"Alasannya kita pahami karena kebutuhan akan cabai di masyarakat cenderung juga menigkat. Semoga yang kita tanam hari ini dapat berbuah lebat seperti tahun kemarin," pungkasnya. (adv/red)