Pengungsi Mamasa di Bandara Sumarorong (Frendy Cristian/masalembo.com)
MAMASA, MASALEMBO.COM - Gempa terus mengguncang Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulbar sejak empat hari terakhir membuat ribuan warga panik dan mengungsi meninggalkan wilayah Kecamatan Mamasa. Terakhir gempa berkekuatan 5,2 SR terjadi, Kamis (7/11) sore membuat pengungsi kian bertambah.
Untuk penanganan ribuan pengungsi, pihak pemerintah daerah langsung melakukan rapat kordinasi dengan sejumlah instansi terkait.
Bupati Mamasa, H. Ramlan Badawi, mengatakan, saat ini jumlah warga yang mengungsi sudah mencapai 16 ribu orang, termasuk yang keluar dari Kecamatan Mamasa 6 ribu orang. Mereka mengungsi ke sejumlah tempat seperti ke Kecamatan Balla, Tandukkkalua, Sumarorong dan juga Messawa. Selain itu, beberapa orang dilaporkan keluar dari Kabupaten Mamasa ke daerah Tanah Toraja dan Polewali Mandar.
Keterangan dari warga, ribuan orang terpaksa mengungsi karena truma dan panik akibat gempa yang terus-menerus terjadi. Selain itu, warga menerima berbagai informasi hoaks yang beredar luas di masyarakat menambah panik mereka.
Pihak pemerintah sendiri, mengakui tidak pernah membuat himbauan agar warga mengungsi keluar dari Mamasa, namun himbauan hanya agar masyarakat tidak panik dan tetap waspada, keluar dari rumah dan menghindari bangunan tinggi jika terjadi gempa.
Berdasarkan informasi BMKG Wilayah IV Makassar, gempa yang terjadi di Mamasa tidak sama dengan kekuatan gempa Palu. Kekuatan gempa di Mamasa sudah terbagi bagi sehingga diprediksi tidak akan menimbulkan kekuatan yang lebih besar lagi. Kendati demikian BMKG tetap menghimbau masyarakat agar tetap waspada, termasuk menghindari bangunan yang tinggi kalau terjadi gempa susulan.
Data dari BMKG, sejak gempa utama, Minggu 4 Nopember lalu hingga saat ini telah terjadi 217 kali gempa susulan, 39 kali dapat dirasakan.
Untuk upaya penanganan pengungsi, Pemda Mamasa saat ini tengah melakukan upaya untuk segera membantu pengungsi yang sudah tersebar di beberapa kecamatan di beberapa Posko pengungsian. (frd/har)