Ilustrasi nyamuk DBD (elshinta.com)
POLEWALI, MASALEMBO.COM - Memasuki musim penghujan, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mewabah di Desa Batetangga, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Informasi dari berbagai sumber, enam orang telah dilaporkan terjangkit DBD, satu orang bahkan dikabarkan meninggal dunia. Korban meninggal dunia bernama Rafli Alamsyah (11), siswa salah satu madrasah di Polewali. Korban sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali namun akhirnya meninggal dunia.
Awalnya, keluarga sempat memberi pertolongan pertama dengan memberi obat. Namun hanya dua hari badan korban kembali panas hingga pihak keluarga membawanya ke klinik desa setempat.
"Dokter bilang harus dirujuk ke rumah sakit karena sakit tipes," ujar ayah korban, Sahabuddin, menceritakan awal kejadian tersebut.
Untuk menghindari penykait semakin mewabah dan jatuhnya korban lebih banyak, Sahabuddin meminta agar dinas terkait segera melakukan fogging.
Sementara, Kepala Desa Batetangga Muhammad Sa'id yang dikonfirmasi membenarkan jika penyakit DBD tengah mewabah di desanya. Kata dia, saat ini empat warganya disebut menderita DBD tengah dirawat di rumah sakit.
"Iya, betul. Ada satu yang meninggal. Semoga Puskesmas dan Dinkes segera melakukan fogging, karena wabah ini telah menyebar ke seluruh kampung," katanya.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Polman, Arfah mengatakan, saat ini sudah ada laporan dari Puskesmas Binuang, enam orang mengalami DBD. Namun ia belum bisa memastikan apakah korban yang meninggal tersebut positif DBD, sebab diagnosa dokter mengatakan korban juga menderita tipes.
"DBD itu kalau cepat ditangani akan sembuh. Hasil diagnosanya belum ada, hingga korban meninggal," ujarnya, saat ditemui di kantornya, Jalan H. Andi Depu, Selasa (27/11)
Saat ini, Dinas Kesehatan Polman telah melakukan upaya penyemprotan atau fogging di wilayah endemik DBD, seperti di Binuang, Pekkabata dan Manding.
Kata Arfah, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran ke setiap Puskesmas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya nyamuk aedes aegicpty yang bisa menimbulkan penyakit demam berdarah.
Arfah menjelaskan bahwa, meski ada penyemprotan namun tidak bisa menyelesaikan masalah karena yang dibunuh hanyalah induk nyamuknya DBD, tidak membunuh jentiknya. Olehnya itu, ia menghinbau kepada warga agar tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan menguras, menutup dan mengubur. (ant/har)