Ribuan jeriken di sebuah SPBU Kota Palu (Foto: Awal S/masalembo.com)
PALU, MASALEMBO.COM - Hari keenam pasca gempa dan tsunami di Palu, warga masih sulit mendapatkan bahan bakar minyak (BBM).
Seperti tampak dalam foto, ribuan jeriken kosong milik warga di simpan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jl. Moh Yamin Kota Palu, Kamis (4/10). Ribuan jerigen tersebut adalah milik warga. Mereka (pemilik jerigen) berharap segera dapat diisi petugas SPBU.
Yulianus, warga Palolo Kabupaten Sigi mengaku salah satu pemilik jeriken. Ia mengaku sudah dua hari mengantri demi mengisi jeriken miliknya. Ia rela menunggu meski jarak tempuh dari SPBU ke rumahnya di Sigi tak kurang dari 50 kilometer. "Kemarin sempat ada, tapi saya tidak kebagian," ujarnya
Ia mengatakan, pasca musibah gempa dan tsunami, Jumat (28/9) lalu, kelangkaan BBM melanda Palu dan sekitarnya. Memang, akses jalan terputus sejak gempa sehingga mobil tangki yang membawa bahan bakar tak bisa lewat.
"Kalau di Palolo harga bensin eceran 50 ribu per liter itupun masih sulit dapat," ungkap Yulianus
Untuk mengantisipasi keributan warga yang mengantri berdesakan, personil TNI dan kepolisian disiagakan di SPBU. Sementara, petugas pengawas SPBU, Irwan mengaku, kelangkaan bahan bakar seperti premium dan pertamax sejak terjadinya gempa hingga saat ini.
Agar warga tidak saling berebut,setiap orang hanya boleh membeli 5 liter, harganya Rp 30 ribu. Untuk pengendara motor dapat membeli Rp 50 ribu, sedangkan mobil Rp 100 ribu per harinya. (awl/har)