Usman (Foto: Jamal Tanniewa/masalembo.com)
MATENG, MASALEMBO.COM - Berhari-hari keluarga cemas, akhirnya Usman (35) dipastikan selamat dari maut. Ia berhasil melewati ganasnya gempa dan gelombang tsunami di Palu, Donggala dan sekitarnya pada Jumat (28/9) petang.
Usman adalah warga Talondo Kondo, Desa Bonehau, Kecamatan Bonehau, Kabupaten Mamuju yang mencari nafkah di Kabupaten Sigi, Sulteng. Ia disambut haru keluarga di Topoyo, Senin (1/10).
Dikisahkan Usman, saat kejadian, ia dan rekannya sedang berada di salah satu rumah warga di Desa Bulubete Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi. Guncangan gempa 7.4 SR yang meluluhlattakan rumah warga sekitar, membuatnya panik namun tak dapat berbuat banyak karena terhempas saat mencoba berdiri.
"Saya berusaha masuk menyelematkan anak pemilik rumah, tapi tidak bisa berdiri, apalagi saya dengar rumah di sebelah sudah rubuh, saya berusaha melompat keluar rumah," jelas ayah tiga anak ini bercerita merinding.
Beruntung kedua anak itu sempat diselamatkan ketika gempa mulai meredah. Kejadian itu begitu memilukan bagi Usman, tak banyak yang bisa ia lakukan karena hanya sesaat, guncangan kembali terasa.
Dikisahkan pula, malam itu, hanya beberapa jam usai gempa 7,4 SR warga sekitar berteriak-teriak, meminta dirinya turut membantu mengevakuasi 17 orang jamaah sebuah masjid yang tertimbun reruntuhan. Namun upaya tak membuahkan hasil, karena keterbatasan alat dan tenaga, ditambah lagi suasana begitu mencekam.
"Kasihan mereka, dan saya yakin 17 orang yang tertimbun reruntuhan itu belum ditemukan," kata Usman menceritakan tragedi 28 September malam.
Trauma yang dirasakan hingga kini membuat Usman belum mampu bercerita lebih jauh, ia hanya mengisahkan sebagian kecil yang dialami dan terjadi di depan matanya. Usman berharap seluruh korban dapat ditemukan.
"Ini gempa sangat besar dan bukan hanya korban tsunami yang banyak, tapi di pelosok banyak korban jiwa karena tertimbun," jelasnya.
Selamat dari bencana, Sabtu (29/9) pagi ia berinisiaf pulang menggendarai motor miliknya tanpa ragu meski berbagai resiko mengahadang di jalan.
"Saya harus pulang, karena kalau tidak, keluarga terus khawatir dan pastinya akan mencari, apalagi jaringan hp terputus," tambahnya.
Dua hari di perjalanan, akhirnya tiba di Topoyo. Usai beristirahat sejenak Usman melanjutkan perjalannya pulang ke kampung halamannya di Bonehau. (jml/har)