MAMASA, MASALEMBO.COM - Desa Balla Tumuka, yang berada di sebelah barat Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa, dikenal sebagai salah satu desa wisata, sebab selain memiliki adat istiadat yang masih terpelihara, Balla Tumuka juga memiliki panora alam yang indah karena berada di atas ketinggian kurang lebih 1200 meter dari permukaan air laut.
Tidak terlepas dari hal tersebut, maka pemerintah Kabupaten Mamasa menjadikan Desa Balla Tumuka sebagai salah satu desa tujuan wisata sebab hal unik yang menjadi daya tarik dari perkampungan ini yakni pemerintah setempat telah membuat peraturan desa agar rumah hunian warga dibuat seragam dengan cirikhas rumah adat Mamasa.
Sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan tarap hidup masyarakat di desa itu pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan Pemerintah Kabupaten melalui program nasional, Desa Balla Tumuka dicanangkan sebagai salah satu kampung Keluarga Berencana (KB).
Menurut Camat Balla, Paulus sebagai panitia penyelenggara pencanangan, Balla Tumuka memiliki 348 Kepala Keluarga, terdiri dari laki-laki sebanyak 793, perempuan sebanyak 663 jiwa. Untuk jumlah pasangan usia subur, tercatat sebanyak 164 pasangan. Sementara untuk peserta KB, sebanyak 114 keluarga. Dari 4 jenis kontrasepsi, yakni untuk pengguna pil KB sebanyak 44 orang, Sik 51 oranh, implan 17 orang dan UD 2 pasangan.
Untuk desa yang sudah dicanangkan sebagai kampung KB di Kecamatan Balla, sudah terdapat dua desa, yakni Dusun Ne'amba, Desa Balla Satanetean yang dicanangkan pada tahun 2017 dan yang kedua Dusun Balla Peu', Desa Balla Tumuka.
"Dari pencanangan ini, sudah ada progres yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten maupun provinsi, dimana sebelumnya belum bisa dilalui kendaraan roda empat, sekarang sudah bisa," Ungkap Paulus, Senin 21 Oktober.
Sebagai desa wisata, Paulus berharap agar pemerintah pusat lebih membero perhatian serius, sebab desa wisata yang dicanangkan sebagai kamping KB adalah aset daerah yang diliki pemerintah kabupaten Mamasa, dan pemerintah provinsu Sulawesi Barat.
"Ada beberapa titik yang sangat menarik di Desa ini, seperti Negeri di Atas Awan, Buntu Liarra, pemandangan alam Buntu Mussa dan Air Terjun 'Allo Dio'," tutup Paulus.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat, Rita Mariani mengatakan, tujuan dari pencanangan ini adalah merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas masyarakat dibidang kesehatan, pendidikan, ekonomi serta sosial. Dengan begitu, kampung KB harus terintegrasi program pembangunan, yakni pembangunan kependudukan, keluarga berencana yang memiliki kriteria tertentu.
"Kalau dikatakan ini domainnya BKKBN, tentu tidak, makanya semua stakeholder harus terlibat di dalamnya. Jadi ini bukan milik BKKBN tetapi bagaimana mengintegrasikan semua yang ada di dalamnya," katanya.
Sebagai desa yang memilik potensi wisata, Rita berharap, dengan dicanangkannya sebagai kampung KB, Desa Balla Tumuka sebagai desa wisata agar sedianya ditindaklanjuti ke depan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki kampung KB tersebut.
"Ini sangat beda dengan kampung KB lainnya karena di desa ini terdapat banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan. Kita berharap agar pemerintah bisa terintegritas dengan potensi yang ada," harapnya.
Sementara itu, Bupati Mamasa H. Ramlan Badawi menerangkan, pihaknya telah mencanangkan tujuh kecamatan, selaku pemerintah, dirinya bersyukur kerena program ini dapat menyentuh langsung masyarakat, untuk lebih meningkatkan kualitas hidup. Dengan begitu, pemerintah agar bergotongroyong untuk mensukseskan program tersebut.
"Majunya suatu daerah, itu ditentukan dengan kerja sama semua pihak dalam menata pemerintahan agar masyarakat bisa sejahtera," terangnya.
Sebagai desa wisata yang dicanangkan menjadi kampung KB, kata Ramlan, tentu memiliki nilai plus, olehnya itu, ia meminta agar kepala desa segera berbenah untuk menghimbau masyaraktnya, agar memelihara keindahan.
"Kita akan benahi desa ini, sehingga bisa menjadi desa wisata dan desa adat sehingga pencanangan kampung KB bisa sukses karena kerja sama antara semua pihak. Mari kita berbenah untuk sebuah perubahan yang lebih baik demi kampung kita," pintanya. (frd)