Adu kerbau di Desa Mambulilling, Kabupaten Mamasa (Frendy Cristian/masalembo.com)
MAMASA, MASALEMBO.COM - Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat Selain kaya dengan keindahan alam juga kaya aneka budaya. Bebagai tradisi leluhur masih terpelihara hingga saat ini. Salah satunya tradisi unik adu kerbau atau “ma’pasitanduk tedong”.
Tradisi adu ma’pasitanduk tedong ini dilakukan saat upara “rambu solo” atau upacara kedukaan. Seperti pada Jumat (17/8) upacara rambu solo kembali digelar. Kali ini oleh salah satu keluarga di Desa Mambulilling, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa.
Adu kerbau atau ma’pasitanduk tedong dilaksanakan sebagai rangkain prosesi upacara pemakaman salah satu masyrakat alamarhum Martha Tiboyong, di desa itu.
Dalam acara rambu solo kali ini, puluhan kerbau di adu dalam satu arena tak jau dari rumah duka. Tujuannya memberikan hiburan bagi keluarga yang menglami dukacita agar mereka tak larut dalam kesedihan.
Tampak kerbau berbagai jenis, bahkan kerbau yang berharga ratusan juta rupiah juga diadu secara bergantian, termasuk puluhan kerbau yang akan di sembeli sehari sebelum pemakaman dilaksanakan.
Yang paling menarik kerbau yang di adu, masing-masing diberi nama unik seperti angke, metick dan nama-nama unik lainya.
Warga setempat mulai dari orang dewasa hingga anak-anak tak ketinggalan juga kaum hawa berbondong-bondong ke arena adu kerbau. Sorak-sorai dari ribuan penonton terdegar saat sejumlah kerbau memasuki arena termasuk saat kerbau sedang adu kekuatan.
Tandi Arruan, Ketua Panitia Adu Kerbau menuturkan, ma’ pasitanduk tedong adalah tradisi masyarakat Mamasa yang dilakukan turun temurun. “Ini adalah tradisi masyarakat Mamasa sejak dulu, yang dilakukan pada upacara rambu solo atau acara kedukaan,” tuturnya.
Meski menjadi tradisi, namun tidak semua masyarakat Mamasa bisa melakukan. Hanya orang-orang yang mempunyai kelas sosial lebih di atas atau bangsawan dan sudah mapan yang menggelar ritual ini.
Setelah diadu, kerbau akan disembeli sehari sebelum pemakaman. Dagingnya akan dibagi kepada keluarga sebagai perekat hubungan kekeluargan. (frd/har)