Ramli (ist)
MAMUJU, MASALEMBO.COM - Aksi unjuk rasa mahasiswa Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) yang berujung pemukulan sejumlah massa aksi menuai kecaman berbagai pihak. Salah satunya dari senior FPPI Sulbar asal Majene Ramli.
Kepada wartawan masalembo.com, Sabtu (22/9) malam, Ramli mengatakan, dirinya menyayangkan tindakan represif kepolisian saat mengawal aksi kader FPPI di Mamuju.
"Kalau kita lihat videonya kan yang pertama kali melakukan pemukulan dari oknum aparat itu, nah kalau kita lihat undang-undang kepolisian tidak seharusnya melakukan itu. Mereka seharusnya mengawal secara profesional tidak memancing, karena mahasiswa juga punya hak menyampaikan aspirasi," ucap Ramli.
Baca: VIDEO: Mahasiswa FPPI Bentrok Polisi Mamuju
Baca juga: Kapolda Sulbar Perintahkan Propam Periksa Pemukulan Aktivis FPPI
Ramli mengatakan, untuk sementara dirinya masih mendiskusikan dengan kader-kader FPPI se-Sulbar, bagaimana tindak lanjutnya atas insiden tersebut.
"Yang pasti teman-teman FPPI ini sampai sekarang tidak menerima perlakuan ini," tegasnya
Ia mengatakan, aparat kepolisian seharusnya lebih profesional melakukan pengamanan aksi-aksi mahasiswa apalagi Polda Sulbar statusnya masih baru. Harusnya kata dia, aparat lebih mencerminkan semangat profesionalisme untuk membangun kepercayaan masyarakat.
Kapolres Mamuju AKBP Muhammad Rivai Arvan yang dihubungi via telepon mengaku mengetahui insiden dugaan pemukulan tersebut. Bahkan, ia menegaskan akan menindak oknum yang terlibat dalam insiden itu.
"Sudah ada tadi pernyataan saya, kalau saya anggotanya jelas diperiksa dari kasat mata aja kelihatan ada pelanggaran," ucap Rivai.
"Iya kalau saya diperiksalah anggota yang berbuat salah," lanjutnya.
Untuk diketahui, kronologi insiden pemukulan versi FPPI, berawal saat salah satu oknum petugas kepolisian merangsek masuk kedalam barisan massa aksi dan merebut bendera FPPI dari tangan pengunjuk rasa.
Kordinator Aksi Rezki Awaliyah menuturkan, sebelumnya polisi dan mahasiswa melakukan negosiasi untuk mengakhiri jalannya unjuk rasa. Namun, 15 menit sebelum aksi diakhiri, tiba-tiba salah satu oknum polisi masuk barisan massa aksi, merebut bendera pengunjuk rasa dan memancing keributan.
"Ada juga salah satu kawan yang mau dibawa polisi, dibawa pake mobil, secara otomatis kan kawan-kawan juga bereaksi," ucap Rezki
Akibat kejadian ini, tiga kader FPPI mengalami luka ringan, satu diantaranya adalah perempuan yang diduga terkena pukulan.
Kepada wartawan, Rezki membantah jika massa aksi menutup full jalan hingga membuat semua kendaraan terlahalang melintas. Ia juga membantah jika ada ambulance yang terhalang aksi unjuk rasa tersebut.
"Kita tidak menutup full jalan, mobil masih bisa lewat, kalau ambulance kan itu dari Husni Thamrin belok ke Kali (ke jalan kali Mamauju, red), jadi sama sekali tidak melewati barisan massa aksi," tutup Rezki. (har/red)