Massa aksi berorasi di kantor gubernur Sulbar (Awal/masalembo.com)
MAMUJU, MASALEMBO.COM - Puluhan mahasiswa dan masyarakat dari Kalumpang Raya (Kacamatan Kalumpang - Bonehau), Kabupaten Mamuju, berunjuk rasa di kantor Gubernur Sulawesi Barat, Jl. Abdul Malik Pattana Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Senin (24/9)
Unjuk rasa yang mengangkat tema 'Masyarakat Kalumpang Raya Menggugat', menuntut pemerintahan Ali Baal Masdar - Enny Angraeny Anwar (ABM-Enny) segera meralisasikan janjinya kepada masyarakat Kalumpang Raya.
Pengunjuk rasa membawa sejumlah petisi berisi tuntutan mendesak perbaikan jalan poros Kalumpang-Bonehau dan stop eksploitasi hasil alam Kalumpang Raya.
Kordinator Lapangan Masdar dalam orasinya mengatakan, bahwa selama ini Kecamatan Kalumpang-Bonehau, terkesan daerah yang di anaktirikan oleh pemrov Sulbar, dimana pembangunan infrastruktur tidak merata.
”Kecamatan yang seumuran dengan Kecamatan Kalumpang dan Bonehau, jauh lebih maju dari kecamatan Kalumpang. Ada apa dengan pemerintah Sulbar yang," ujarnya Masdar dalam orasinya.
Lanjut Masdar, pemerintah Sulbar dengan bangganya selalu mempromosikan kain Sikomandi yang merupakan kain khas Kalumpang dan Bonehau disetiap event nasional,namun justru Kecamatan Kalumpang dan Bonehau yang merupakan asal kain Sikomandi tersebut justru menjadi daerah yang tertinggal.
”Ini yang menjadi kekecewaan kami terhadap pemerintah Sulbar yang tidak memperhatikan masyarakat di Kalumpang-Bonehau," teriaknya.
Selain itu kata dia, sampai saat ini infrastruktur Jalan di Bonehau Kalumpang jauh lebih menyedihkan. Masyarakat setempat saat ini sudah cukup menderita dengan kondisi jalan, yang tidak ubahnya seperti jalan kumbangan kerbau.
Belum lagi sejak masuknya PT.Mamuju Tumbuan Energy (Kalla Group) di wilayah Kalumpang-Bonehau semestinya harus mendapatkan hak-haknya seperti pembangunan isprastruktur yang layak dan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Namun kenyataannya sumber Daya Alamnya (SDA) habis di eksploitasi yang bekerjasama dengan Pemprov Sulbar," cetusnya.
Saat tersebut, massa sempat saling dorong dengan petugas keamanan dari kepolisian dan satuan Satpol PP Provinsi Sulbar. Massa kecewa karena tidak dapat bertemu gubernur. (awl/har)