Foto via bmkg.go.id
"Terkait kejadian tsunami di Palu dan Mamuju, seperti yang dikabarkan di beberapa kanal media massa, BMKG telah mengelurkan peringatan dini tsunami sebelumnya berdasarkan hasil permodelan tsunami dengan level tertinggi siaga (0.5m-3m) di Palu dengan prakiraan waktu tiba tsunami pukul 17.22 WIB," imbuh Dwikorita Karnawati di Kantor Geofisika Yogyakarta melalui sambungan video conference.
Sementara, lanjutya, BMKG pun telah mengeluarkan peringatan potensi tsunami di wilayah Mamuju, dengan prakiraan ketinggian tsunami pada level waspada (kurang dari 0.5 M).
Ditambahkan, setelah dilakukan pengecekan terhadap hasil observasi tide gauge di Mamuju, tercatat adanya perubahan kenaikan muka air laut setinggi 6 cm pukul 17.27 WIB. Sementara Jarak antara Palu dan Mamuju adalah 237 km.
Dijelaskan, setelah dilihat dari hasil update mekanisme sumber gempa yang bertipe mendatar (strike slip), hasil observasi ketinggian gelombang tsunami, serta telah terlewatinya perkiraan waktu kedatangan tsunami maka BMKG mengakhiri Peringatan Dini Tsunami (PDT) ini pada pukul 17.36.12 WIB.
"Gempa yang mengguncang Donggala ini dirasakan di Donggala VII-VIII MMI, Palu, Mapaga VI-VII MMI, Gorontalo dan Poso III-IV MMI, Majene dan Soroako III MMI, Kendari, Kolaka, Konawe Utara, Bone, Sengkang, Kaltim dan Kaltara II - III MMI, Makassar, Gowa, dan Toraja II MMI," imbuh Dwikorita.
Terkait adanya gempa-gempa susulan, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tidak menempati bangunan-bangunan yang kondisinya sudah rusak akibat gempa utama.
Lebih lanjut, Dwikorita menerangkan Gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktifitas sesar Palu Koro. Gempabumi dipicu dari deformasi (perubahan) mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar (Slike-Slip).
"Hingga Pukul 09.00 WIB, telah terjadi 106 Gempabumi susulan, dengan magnitude terbesar M6,3; dan terkecil M2.9. Karenanya kami meminta masyarakat untuk tetap waspada namun tetap tenang dan jangan panik," ungkap Dwikorita.
Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tidak mempercayai berita hoax yang menyebar pasca gempa. Hingga saat ini, kata dia, BMKG terus memantau perkembangan gempa dari Pusat Gempa Nasional (PGN) Jakarta.
"Guna mengantisipasi munculnya informasi simpang siur dan hoax, BMKG melalui akun Twitter @infoBMKG, website BMKG "www.bmkg.go.id, dan aplikasi andorid @infobmkg akan terus menginformasikan perkembangan gempa," tuturnya. (sumber: www.bmkg.go.id)