Sebuah sumur warga pulau Bottoa tampak mengering, krisis air terjadi di daerah ini (Asrianto/masalembo.com)
POLEWALI, MASALEMBO.COM - Dampak kekeringan mulai dirasakan warga Dusun Kapejang, Pulau Battoa, Desa Tonyaman, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulbar.
Sejak kemarau melanda dua bulan terakhir, sumur warga mulai mengering dan tak mengeluarkan air. Untuk mendapatkan sumber air bersih, warga terpaksa berjalan kaki sejauh 1 kilometer menuju sebuah sumur tua yang berada di atas bukit. Sumur tersebut adalah satu-satunya sumber air yang digunakan warga setempat.
Kejadian ini berlangsung selama bertahun-tahun. Air yang diambil warga di sumur ini digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci dan minum.
Warga Dusun Kapejang kinu mengaku kecewa, pemerintah setempat seolah-olah tak memperhatikan kondisi mereka. Hal ini lantaran instalasi PDAM telah dipasang namun air tak juga mengalir.
"Percuma dipasang kilometer, karena sejak dipasang, air tidak pernah mengalir sampai di sini," tutur Mariani, warga setempat.
Warga yang mengambil air di sumur tua tersebut harus antri selama 5 jam untuk mendapatkan air sebanyak satu baskom. Ini karena sumber mata air di sumur ini sulit mengeluarkan air. Bahkan warga keluar pulau ke Tonyaman untuk mengambil air menggunakan perahu.
"Biasanya jam 4 subuh sudah ramai di sini. Tolong itu pemerintah turun langsung ke sini lihat penderitaan kami pak," tutur warga.
Pulau Battoa dihuni sekitar 300 KK yang terdiri dari dua dusun, yakni Lendang dan Kapejang. Dusun Lendang dihuni sekitar 224 KK, Kapejang sekitar 85 KK. Instalasi jaringan air PDAM sebenarnya sudah menjangkau pulau ini namun hanya sampai di Dusun Lendang.
Terpisah, Kepala Desa Tonyaman, Nursan yang dikonfimasi mengatakan, telah mengupayakan membangun sebuah bak penampungan air, namun terkedala pompa yang mengalami kerusakan.
"Kemarin sudah dibuatkan bak, tapi bermasalah pompanya. Kami akan upayakan secepatnya," tururnya, Kamis (23/8). (ant/har)