Ratusan siswa menggelar aksi unjuk rasa menuntut Kepala Sekolah mundur (Asrianto/masalembo.com)
POLEWALI, MASALEMBO.COM - Ratusan siswa dan guru SMP Negeri 1 Polewali, Kabupaten Polman menggelar aksi demo di halaman sekolah, Senin (27/8) pagi.
Aksi ini sebagai bentuk ptotes terhadap kepala sekolah SMPN 1 Polewali, Supardi, yang dinilai tidak transparan dalam mengelola anggaran dana sekolah dan kurang sopan dalam bertutur sapa terhadap sejumlah siswa.
Dalam orasinya, siswa membawa spanduk bertuliskan yang menuntut tuntutan agar kepala sekolah mundur dari jabatannya.
"Turunkan kepala sekolah, kami ingin kepala sekolah yang bermoral, bukan yang ceplas ceplos kalau ngomong" teriak siswa.
Seorang siswa bernama Robby mengatakan, selama ini sikap kepalas sekolah yang a
kadang arogan mencubit dan tidak sopan dalam bertutur sapa.
"Nama kita kadang di panggil tedong atau bolong. Pokoknya kalau bicara ceplos-ceplos tanpa mempertimbangkan melukai perasaan orang. Kadang juga di cubit di perut, Pokoknya kami ingin kepala sekolah di ganti dan dicopot dari jabatannya." tegasnya.
Seorang guru bidang studi, Hariati, juga mengungkapkan hal yang sama. Ia mengatakan, aksi yang digelar hari ini merupakan aksi yang kedua kalinya untuk memberi warning kepada kepala sekolah untuk tidak sewenang-wenang mengambil keputusan sendiri, karena guru adalah mitranya.
"Kami butuh manajemen profesional, sekolah perusahaan anda, dana bos bukan mik pribadi. Kami butuh pemimpin yang bermoral," tandasnya.
Selama ini, guru jarang berkomunikasi dengan kepala sekolah, karena dia mengambil keputusan tidak melibatkan guru.
"Sebelumnya kami juga pernah gelar aksi di Dinas Pendidikan dan DPRD, tapi tidak ada tanggapan. Kami menuntut kepala sekolah diganti," katanya.
Para guru dan siswa sekolah mengancam, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, maka mereka akan kembali menggelar aksi yang sama dan mogok massal mengajar. Akibat kejadian ini, proses belajar mengajar terpaksa di hentikan sementara.
Kejadian ini baru bisa diredam setelah aparat kepolisian, Satpol PP dan pihak dari Dinas Pendidikan tiba dilokasi kejadian. Pihak Dinas Pendidikan kemudian menggelar rapat bersama guru untuk membahas masalah ini.
Sementara itu, Kepala Sekolah Supardi membantah jika telah menggunkan anggaran yang tidak transparan, sebab pengelolaan dana BOS disekolah telah diatur oleh Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) yang telah dibuat satu tahun lalu.
"Kalau anggaran saya tidak pernah pegang dana, tapi bendaharanya," jelasnya.
Mengenai dana BOS telah saya gunakan untuk kepentingan sekolah, seperti menyediakan buku bagi guru dalam mengajar.
Supardi menduga ada pihak yang mencoba provokasi, karena siswa ini sebagian selalu bersama-sama dalam kegiatan sekola baik dalam OSIS, PMI dan Pramuka.
''Langkah kedepannya, saya tetap menjalankan tugas sebagai kepala sekolah, sepanjang tidak ada keputusan dari Dinas Pendidikan," tutupnya. (ant/har)