Launching Progas di SD Negeri 26 Pakkola Kecamatan Banggae, Majene (Humas Setda Majene)
MAJENE, MASALEMBO.COM - Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (PNP2K) mengklaim terdapat 1.496 anak sekolah dasar di Majene dalam pertumbuhan terlambat. Hal itu menyebabkan Majene ditetapkan sebagai satu dari seratus kabupaten/kota di seluruh Indonesia sebagai penerima bantuan Program Gizi Anak Sekolah (Progas) tahun 2018.
Hal tersebut diungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Majene, H. Ashar Malik, saat melaunching Progas 2018, Kamis (19/7) di SD Negeri 26 Pakkola Kecamatan Banggae.
"Berdasarkan data dari Tim PNP2K, masih terapat 100 kabupaten/kota dengan anak sekolah pertumbuhan terlambat, termasuk di Kabupaten Majene terdapat 1.496 yang mendapat intervensi program ini," kata Ashar dalam sambutan.
Ashar menjelaskan, Progas 2018 dicanamkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. Bentuk programnya yakni kegiatan pembinaan gizi, pemberian asupan gizi dan pendidikan karakter ke sekolah.
"Program ini berlangsung selama 108 hari, dimulai Minggu ke 31 Juli sampal 30 Nopember 2018," kata Ashar dikonfirmasi lebih lanjut, Jumat (20/7).
Mantan Kadis Pertambangan dan Energi Kabupaten Majene ini mengatakan, salah satu bentuk kegiatan Progas yakni pemberian makanan tambahan murid SD. Teknisnya yaitu orang tua menyediakan makanan dengan rincian biaya Rp15 ribu perhari untuk satu anak.
Sementara, sekolah yang disasar program ini tersebar di dua kecamatan, masing-masing Kecamatan Malunda SD Negeri 21 Salutahongan, SD Negeri 5 Bambangan, SD Negeri 31 Rantepunaga, SD Negeri 39 Batususun dan SD Negeri 1 Sasende. Sedangkan di Kecamatan Banggae yakni SD Negeri 51 Galung Paara, SD Negeri 50 Konja, SD Negeri 21 Pamboborang, SD Negeri 20 Rangas dan SD Negeri 26 Pakkola.
Pada acara launching Progas 2018 ini hadir Bupati Majene H. Fahmi Massiara dan sejumlah Pimpinan OPD terkait.
Dalam sambutannya Bupati mengatakan, data menunjukkan sebagian masyarakat Indonesia masih menghadapi masalah gizi di usia pertumbuhan, termasuk di Kabupaten Majene. Karena itu ia menegaskan, agar masalah gizi anak tidak dipandang remeh karena akan mempengaruhi pertumbuhan anak, baik fisik maupun psikis termasuk dalam hal berpikir.
Karena itu Fahmi berharap, agar Progas ini berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
"Saya berarap semoga kegiatan ini dapat dipantau oleh OPD terkait sehingga menghasilkan output sebagaimana yang diharapkan,” kata Fahmi. (har/red)