Kadiv Humas Polda Sulbar AKBP Mashura saat menemui pengunjuk rasa (Foto: Awal/masalembo) |
Massa aliansi membawa nama empat organisasi, yakni Ikatan Jurnalis Sulbar (IJS), Jurnalis Online Indonesia (JOIN), Aliansi Jurnalis Online Indonesia (AJOI) dan Ikatan Wartawan Online (IWO) Sulbar.
Dalam aksinya, mereka meminta Kepala BI Perwakilan Sulbar Dadal Angkoro dicopot dari jabatannya.
Aksi tersebut, berawal dari pesan elektronik Kepala BI Sulbar Dadal Angkoro di sebuah grup media sosial Watshap beberapa pekan lalu. Pesan tersebut dinilai melecehkan profesi wartawan.
Mulanya, Dadal menanggapi berita yang dimuat sejumlah portal Sulbar menyoal undangan pelantihan liputan ekonomi Bank Indonesia Sulbar. Dalam surat undangan tersebut, BI Sulbar meminta para pemimpin media mengirim dua wartawan untuk ikut dalam pelatihan liputan ekonomi yang digelar BI. Namun permintaan untuk memprioritaskan wartawan lulusan uji kompetensi diprotes sejumlah wartawan online. Hal itu kemudian memicu komentar Dadal yang akhirnya berujung pada aksi unjuk rasa empat organisasi wartawan di Sulbar.
Pada aksi unjuk rasa sebelumnya, empat organisasi ini juga melaporkan Kepala BI Sulbar ke jajaran kepolisian daerah setempat.
Kepala Devisi Humas Polda Sulbar AKBP Mashura mengatakan, laporan terkait cuitan Kepala BI Sulbar sudah sampai ke Jakarta. "Saya barusan ditelpon Kapolda bahwa kasus ini prosesnya hukumnya sudah sampai di Jakarta," kata Mashura, Selasa.
Ia berharap perwakilan pengunjuk rasa agar hadir jika mendapat panggilan dari kepolisian terkait laporan yang dilayangkan tersebut. "Ini perlu agar kasus dapat berjalan lancar," harapnya.
Sementara, orator pengunjuk rasa Ashari Rauf mengaku, kecewa atas tuduhan yang dilakukan pimpinan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sulbar Dadal Angkoro dalam cuitannya di grup whatsaap yang mengatakan media online di Sulbar melakukan "copy paste". "Ini melukai hati teman-teman yang berpropesi wartawan," ucap Ashari.
Di tempat terpisah Menejer Unit Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulbar Riski mengatakan, pihaknya membuka diri untuk melakukan mediasi langsung dengan pengunjuk rasa. "Intinya kami membuka diri untuk melakukan mediasi dengan para wartawan terkait permasalahan ini," katanya. (awl/har)