Pengurus GMKI Mamasa usai dialog lintas agama (Foto: Kedi Liston Parangka/masalembo) |
Kegiatan ini mengangkat tema menolak politisasi issu sara, money politic black, campaign, berita hoax dan ujaran kebencian dalam menghadapi Pilkada Kabupaten Mamasa 2018.
Dalam pemaparan materinya, Kepala Kantor Kemenag Mamasa Ahmad Barambangi menyampaikan, strategi pembinaan kerukunan umat beragama adalah dengan menjadikan Pancasila sebagai benteng penjaga NKRI.
"Pancasila ini harga mati, kalau ada yang menolaknya orang itu adalah manusia yang tak beragama," ucapnya.
Ia menuturkan pemberdayaan institusi keagamaan sangat penting untuk mendorong peningkatan pengamalan nilai-nilai keberagaman.
Sementara itu Sekum BPMS GTM Pdt. Yusuf Arta menjelaskan bahwa harus diakui setiap orang pasti sangat mencintai agama dan sukunya. "Mau tidak mau dan suka tidak suka kita berdampingan dengan agama dan suku," jelasnya.
Ia juga menyampaikan negara sudah menciptakan Pancasila dan undang-undang telah mengatur kehidupan berbangsa dan tidak membuat diskriminasi.
"Yang sangat bahaya jika pemeluk agama memandang agama lain lebih rendah. Sementara banyak orang yang tidak beragama namun lebih menghargai keberagaman," ungkapnya.
Terselenggaranya acara seminar tersebut berkat kerjasana GMKI Cabang Mamasa dengan Nahdatul Ulama, GTM, Kemenag Mamasa, dan Polres Mamasa. Seminar tersebut juga dihadiri sejumlah pemuda dari berbagai denominasi agama dan organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan.
Usai acara, peserta dan pemateri bersama-sama mengikrarkan resolusi bersama untuk menolak issu sara, money politic, black campaign, hoax, dan ujaran kebencian. (klp/har)