Rumah milik Bongga Ma'dika, tak layak dihuni hingga mengundang keprihatinan pekerja PKH Mamasa (Foto: Ist) |
Kepala Dinas Perumahan Rakyat (DPR) Mamasa, Daud Tandiarruan menjelaskan keprihatinanya atas kondisi masyarakat miskin di Mamasa yang mencapai angka ribuan.
"Tentu kita prihatin dengan kondisi tersebut, hanya saja sebagai dinas yang baru terbentuk tahun lalu kami hanya dapat pasrah dengan kondisi yang ada khususnya kondisi perumahan masyarakat," jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (10/4).
Ia menuturkan bukan hanya keluarga Bongga Ma'dika di Balla yang sempat viral di media sosial Mamasa, tetapi masih ada yang lebih parah. "Tapi yang jadi persoalan karena tidak adanya konsistensi dari pengambil kebijakan untuk mangalokasikan anggaran yang memadai," tuturnya.
Lebih lanjut kata Daud, sebagai salah satu OPD yang baru, pihaknya senantiasa berupaya mencari akses untuk mendapatkan anggaran. "Kami punya niat untuk membangun, sehingga yang menjadi pekerjaan utama kami saat ini adalah soal akses ke pemerintah pusat untuk memperoleh bantuan," tambahnya.
Sebelumnya, kondisi rumah pasangan Bongga Ma'dika (76) dan Utan (73) menjadi viral di sosial media Mamasa setelah pendamping PKH Dinas Sosial Mamas memposting keadaan rumah pasangan bapak tua dan mamak tua tersebut. Atap rumah mereka terbuat dari rajutan rumput alang-alang. Saat ini kondisinya sudah bocor sehingga jika hujan turun air membasahi seisi rumah. Menyiasati itu, mereka melapisi atap yang bocor dengan apa saja yang ada, semisal plastik, kardus dan lainnya.
Bangunan rumah merekapun sangat rapuh, seakan renta seperti pemiliknya. Rumah tersebut sudah nyaris roboh. Tampak sejumlah bambu yang terpasang dimanan-mana untuk menopang bangunan rumah tersebut.
Saat ini pendamping PKH Mamasa tengah malakukan aksi penggalangan dana untuk membantu pasangan tersebut. PKH juga menyorot Mirsa, penderita gizi buruk di Mamasa. (klp/har)