Salah satu penderita gizi buruk, masih menjadi masalah sosial di Mamasa (foto: dok Kedi Liston Parangka/masalembo.com) |
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Sosial Mamasa, Imanuel saat disambangi sejumlah awak media di kantornya, Senin (9/4). "Datanya sudah ada semua di kita, tapi dalam basis data terpadu yang dikirim Kementrian Sosial itu kita upayakan mengambil dari yang paling miskin, kecuali memang yang belum terdata," ungkapnya.
Untuk penyandang disabilitas, Ia menuturkan berdasarkan data yang dimiliki terdapat lebih dari 100 orang penyandang. Namun yang dilayani oleh Kemensos melalui Dinas Sosial Mamasa hanya sekitar 35 orang. "Kita mau semua terlayani, namun kita masih keterbatasan anggaran," tuturnya.
Imanuel menjelaskan, selain masalah tersebut, masih ada sejumlah masalah lain yang memicu persoalan sosial, misalnya masih terdapat banyak keluarga yang kondisi rumahnya tidak layak huni. "Lagi-lagi apa daya kami karena kami tidak memiliki anggaran untuk program seperti itu," jelasnya.
Kadinsos meminta, seluruh Kepala Sesa di Mamasa untuk memperbaiki data kependudukan masyarakatnya, termasuk mendata semua persoalan sosial yang ada di daerah masing-masing.
"Saya sudah sampaikan ke Kepala Desa untuk melakukan pendataan sehingga ada dasar kami di Dinas Sosial untuk menyusun program," ucapnya.
Sejumlah masalah sosial sempat viral di media sosial Mamasa, seperti adanya anak penderita gizi buruk dan pasangan lansia tinggal rumah tidak layak huni.
Persoalan tersebut ditemukan oleh para Pendamping Keluarga Harapan (PKH) saat melalukan penyaluran dana bagi penerima manfaat sambil mengumpulkan data sosial. (klp/har)