Malangnya, Rizka Asiz dan empat muridnya telah diberitakan tewas dalam musibah yang menimpah rombongan murid SD Inpres Batu Parigi saat berekreasi di sungai Budong-Budong, pagi menjelang siang tadi. Video amatir tersebut direkam sendiri oleh almarhum Azis beberapa saat sebelum ia menemui ajalnya.
Baca: 4 Murid dan Seorang Guru Tewas Terseret Arus Sungai Budong Budong
Kronologi kejadian diawali sekitar pukul 08.00 pagi, kala itu Azis dan muridnya pergi ke tempat rekreasi di sungai. Kurang lebih 1 jam mandi di sungai, Pak Guru Asiz meminta murid-muridnya untuk bersiap kembali ke rumah masing-masing. Namun ternyata empat diantara muridnya masih berada dalam air dan terlihat tenggelam. "Spontan Pak Azis melompat menyelam ke dalam air untuk menolong muridnya yang tenggelam, tetapi Allah berkehendak lain, Pak Asiz dan keempat muridnya tak kunjung muncul ke permukaan," kata Rusno, Kordinator Tim TRC Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Mateng, Sabtu malam.
VIDEO: Detik-detik Sebelum Air Sungai Menyeret 4 Murid SD di Mateng
Ratusan orang yang menyuusl tiba di pinggiran sungai setelah mendapat informasi tersebut terus menunggu proses pencarian korban Asiz. Puluhan masyarakat beserta Tim Tagana bergantian menyelam mesti hanya menggunakan alat seadanya, namun Pak Guru tak kunjung ditemukan.
Bupati Mateng H Aras Tammanuni pun datang langsung ke lokasi kejadian dan menyempatkan diri ikut melakukan pencarian. Bupati H Aras mengarungi sungai menggunakan pincara, korban Asiz tetap belum ditemukan.
Pukul 16.00 Wita, beberapa sahabat korban kemudian menggelar sholat berjamaah di pinggir sungai. Usai itu Sekretaris Camat (Sekcam) Tobadak yang merupakan warga Desa Batuparigi memimpin do'a bersama agar proses pencarian bisa segera menuai hasil. Belum selesai sempurna do'a itu dipanjatkan, warga yang melakukan pencarian terdegar berteriak mengabarkan bahwa korban sudah ditemukan.
"Sontak warga berlarian menghampiri tempat tersebut dan melihat kondisi Pak Asiz sudah dalam keadaan tidak bernyawa," terang Rusno.
Salah seorang guru SD yang merupakan rekan korban, A. Muh Arafah mengatakan, sosok Pak Azis di mata mereka adalah pribadi yang baik. Almarhum dikenal sangat dekat dan menyukai anak-anak sehingga murid-muridnya juga senang dan sering bercanda bersama pria muda asal Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan ini. Kini Asiz telah pergi untuk selamanya dan yang tersisa adalah kenangan oleh rekan guru dan muridnya.
Informasi yang diterima wartawan media ini, almarhum akan dipulangkan ke kampung halamannya ke Kabupaten Gowa.
Informasi ini dibenarkan Kepala BPBD Mamuju Tengah, Rahmat Syam. "Dia sudah dibawa ke Makassar, karena orang tuanya di sana," kata Rahmat. (jml/har)