ABM (baju putih) berbincang dengan Dirjen Peternakan (jaket hitam) Foto : Taufik / masalembo.com |
Ia menilai, bencana banjir yang melanda Wilayah Mateng dan Mamuju serta longsor Majene, karena berkurangnya pohon di wilayah tersebut.
"Itu karena banyak hutan tertebang, kemudian kayunya tidak terangkut semuanya, sungainya tidak mampu menampung lagi sehingga air meluap. Jadi setiap hujan, banjir," ungkap ABM, kepada sejumlah wartawan usai meninjau kawasan peternakan sapi Beroangin, Jumat (23/3).
Ia menuturkan langkah yang akan dia perintahkan kepada jajarannya untuk menanggulanginya. Yakni, menggenjot penghijauan dengan memaksimalkan anggaran di bidang itu dan melakukan penataan ulang pada titik rawan bencana.
"Seperti di Polman ini, akhir-akhir ini kan tidak ada banjir lagi di sini. Jadi, tidak ada jalan lain kecuali menanam pohon. Karena penanggulangan semacam talud itu sifatnya hanya sementara," sebutnya.
Karena itu, ia mengimbau mulai sekarang masyarakat Sulbar harus berfikir untuk menjaga alam.
"Dengan menanam pohon lebih banyak Insya Allah alam kita akan lebih baik kita diami," tandasnya. (tfk)