 |
| Depan pusat pertokoan Majene (Foto: Taufik/masalembo.com) |
"Tidak benar itu kalau kami (Dishub, red) tidak menyosialisaskan aturan tempat mangkal, bahkan permasalahan ini sudah pernah dibawa ke DPRD namun para sopir angkot tidak mau ketemuan," ungkap Mithar, melalui telepon selulernya, Rabu (7/2).
Ia menuturkan, berbagai upaya telah dilakukan Dishub untuk menertibkan angkot di Majene. Seperti menempatkan pegawai Dishub di area pertokoan guna menghalau sopir angkot bandel.
"Memang mereka (sopir angkot, red) yang bandel, karena ketika pegawai kami ditempatkan disana, mereka tidak ada yang mangkal di pertokoan. Dan ketika para pegawai istirahat, mereka kembali lagi mangkal di area itu," sebutnya.
Menurutnya, untuk memaksimalkan penertiban perlu adanya kerjasama dengan pihak kepolisian, karena Dishub hanya bisa melarang tapi tidak bisa menindak tegas.
"Kalau seumpama nanti Satuan Lalu lintas menilang para sopir bandel, saya rasa itu akan memberikan efek jera. Harusnya itu, kalau ada yang mengambil muatan selain di terminal, ditangkap. Kalau kita mau tertib kan," cetusnya.
Dikatakan, demi ketertiban tidak ada alasan bagi sopir angkot untuk tidak mangkal di terminal, apalagi terminal sekarang telah dilengkapi sejumlah fasilitas guna memberikan kenyamanan bagi penumpang dan sopir.
"Kan sekarang sudah dilengkapi beberapa fasilitas, seperti WC umum," ungkapnya.
Untuk itu, ia mengaku akan berkordinasi lebih dulu dengan Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres Majene untuk menertibkan angkot liar tersebut. (tfk/har)
