Efsan B (Foto: Hapri Nelpan) |
Efsan B saat ditemui di Desa Salurano, Kecamatan Tandukkalua, Kabupaten Mamasa, jumat (1/12) menerangkan. Setelah tanaman kopi mengalami penurunan produksi akibat usia tanaman yang sudah tua, beberapa petani di Desa Salurano beralih pekerjaan menjadi buruh di berbagai kota.
"Hal ini menjadi pilihan masyarakat lantaran di kampung halaman tidak memiliki sumber pencaharian hidup yang layak,"tuturnya.
Lanjut Kades, ada beberapa kegiatan yang mereka lakukan karena tuntutan hidup baik itu biaya anak sekolah dan kebutuhan sehari-hari. Katanya, ada yang menjadi buruh pabrik padi, buruh pemanjat kelapa, buruh batu merah, buruh gula merah dan buruh pengusaha ayam petelur dan ayam potong. Dari data yang dikumpulkan terdapat 29 Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Pinrang dan 9 KK di Polman.
Menurut Efsan, pihaknya sering berkunjung 3 kali setahun ke tempat mereka dan setiap bantuan-bantuan pemerintah seperti Beras Miskin (Raskin) dan bentuk subsidi lainya tetap diberikan. Ia mengungkapkan, hal itu menjadi pergumulan bagi pemerintah desa bagaimana menarik para warga untuk kembali mengelola tanah di kampung halaman sendiri.
Lanjut Efsan menjelaskan, di Rancena Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-DES) pihaknya telah menggagas peran Bumdes untuk menjadi solusi atas masalah itu.
"Impian kami bagaimana Bumdes memberikan kemudahan bagi petani dan menada sejumlah hasil pertanian agar warga terhindar dari permainan tengkulak namun, ini akan tercapai dalam kurun waktu 3-5 tahun,"harapnya.
Menurutnya, dengan disediakannya alat-alat pertanian akan memudahkan minat masyarakat dalam mengelola perkebunan. Ia menerangkan, Tahun 2016 Bumdes telah memiliki 1 Unit Dompeng dan di Tahun 2017 kembali dianggarkan Rp 148 juta untuk menambah alat pertanian yakni 1 unit dompeng dan 1 unit mesin perontok padi. Lanjut Efsan, dari anggaran itu juga nantinya akan didirikan tokoh pertanian.
Ia berpendapat, jika kedepannya warga yang ahli dalam berternak ayam diluar daerah juga ingin mengembangkan di kampung halaman maka Bumdes siap membantu lantaran jika memungkinkan Bumdes juga akan melakukan program simpan-pinjam. Khusus bidang pertanian, di Desa Salurano juga berpotensi dilakukan percetakan sawah dan ada sekitar 200 hektar yang dapat dicetak. (hpn/har)