Mahasiswa gelar demo di Polewali (Foto: Asrianto/masalembo.com) |
Aksi dimulai dengan long march kemudian menggelar orasi di lapangan Pancasila Polewali. Massa sempat membakar ban bekas sebagai simbol kekesalan mereka terhadap Donald Trump.
Usai berorasi di lapangan, massa kemudian bergerak menuju kantor DPRD Polman. Tiba di kantor DPRD, massa sempat memanjat pagar kantor DPRD untuk melakukan orasi. Mahasiswa meminta agar anggota dewan ikut bergabung dan berorasi.
Sarifuddin, salah satu anggota dewan fraksi Nasdem yang turut berorasi mengatakan turut mendukung aksi mengecam Donald Trump.
"Saya akan mendukung dan memboikot produk dari Amerika." teriaknya.
Dalam aksinya mahasiswa menuntut lima poin yakni:
1. Mengutuk keputusan sepihak presiden Amerika Serikat Donald Trump karena hal itu merupakan bentuk kedzaliman terhadap bangsa Palestina.
2. Mengecam Donald Trump atas pengklaiman terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel.
3. Mendesak Pemda Polman untuk mengambil sikap yang nyata dalam memberikan dukungan terhadap Palestina.
4. Mendesak Pemda Polman untuk memboikot seluruh produk dari negara Amerika.
5. Mendesak kepada anggota DPRD Polman untuk membuat Perda terkait larangan memperjual belikan produk Amerika di kabupaten Polman.
Korlap Ayub Pamoso mengatakan aksi ini sebagai bentuk protes terhadap Presiden Donald Trump yang mengakui ibukota Israel adalah Yerussalem.
"Ini bukan persoalan agama, tetapi persoalan pernyataan Donald Trump," jelas Ayub, di tengah-tengah aksi berlangsung.
Selain menuntut Presiden Amerika Donald Trump, mahasiswa juga menuntut Kejati Sulselbar untuk menuntaskan kasus korupsi yang ada di Sulbar.
Usai menggelar aksi unjuk rasa, mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. (ant/har)