MAMASA, MASALEMBO.COM- Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Kecamatan Tandukkalua, Kabupaten Mamasa sambangi sejumlah desa guna mengumpulkan data kegiatan inovasi desa dalam pemberdayaan masyarakat.
Ketua TPID Tandukkalua, Yesrun Cristian Sinyal saat melakukan kunjungan bersama tim kerjanya, kamis (30/11). Tujuan TPID melakukan kunjungan untuk melakukan survei hal-hal yang kreatif dan inovatif ditingkat desa dalam pemanfaatan Dana Desa (DD). Hasil program inovatif nantinya akan dibawa atau dipentaskan pada bursa Desember 2017 mendatang pada tingkat kabupaten.
"Dalam Panaran ide tersebut nantinya akan terwujud proses pertukaran ide dan diberikan pendampingan teknis oleh beberapa ahli,"tuturnya.
Merespon hal itu Kepala Desa Mesakada, Demmanala mengemukakan. Jika bicara soal kegiatan inovasi di Tahun 2017 maka di Desa Mesakada memiliki suatu perencanaan dan sementara dalam proses pekerjaan tenpat yakni, pembuatan "Sanggar Tenun".
Kata kepala desa, sanggar nantinya akan melakukan pelatihan ibu-ibu untuk belajar menenun dengan model kelompok penenun.
Lanjutnya, teknik pasarannya masih dalam lokalitas sehingga bangunan sanggar diupayakan berada dipinggiran jalan, memang sangat sederhana karena anggaran terbatas dana hanya Rp 18 juta. "Saya rasa ini cukup lumayan karena hampir setiap desa di Tandukkalua sangat fokus pada pembangunan fisik,"tuturnya.
Ia berharap, TPID kedepannya memberikan ide-ide tentang hal yang kreatif atau inovasi agar potensi alam di Desa Mesakada dapat dimanfaatkan seperti pemanfaatan nenas.
Di tempat yang berbeda Kepala Desa Kanan, Aris juga menyampaikan. Seharusnya TIPD tidak hanya mencatat potensi inovasi desa melainkan melakukan kajian mendalam terhadap sejumlah desa yang nantinya menjadi perencanaan desa.
Di Desa Kanan memang Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) telah dicanangkan sejak Tahun 2016 namun masih dalam tahap penyelesaian bangunan. Rencana Bumdes akan mengembangkan kopi dimana hasil warga ditampung oleh Bumdes dan diolah.
Ia menjelaskan, pertengahan Desember 2017 tiga mesin akan dibeli yakni mesin kemasan, mesin sangrai dan mesin giling.
"Target kami Januari 2017 mulai berjalan. Bumdes juga akan membuka tokoh pertanian guna memudahkan fasilitas kerja dan sejumlah kebutuhan petani,"tuturnya.
Ia mengatakan, jumlah anggaran yang akan dialokasikan untuk Bumdes di Tahun 2017 Rp 75 juta didalamnya anggaran gedung, mesin dan pupuk .
Menurutnya, sangat representatif dalam hal mengembangkan potensi daerah agar warga sekitar juga mengkonsumsi hasil produksi lokal dan disisi lain mendekatkan pasar bagi petani. Pihaknya berharap, TPID nantinya difasilitasi tentang standar mutu, izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) serta sosialisasi penasaran produk.
Lanjutnya, dengan adanya kios pertanian juga akan memberikan stimulus bagi masyarakat tani dimana mudah memperoleh pupuk dan sejumlah kebutuhan pertanian dengan meminjam, setelah panen kopi atau padi wajib dikembalikan. (hpn/har)
Ketua TPID Tandukkalua, Yesrun Cristian Sinyal saat melakukan kunjungan bersama tim kerjanya, kamis (30/11). Tujuan TPID melakukan kunjungan untuk melakukan survei hal-hal yang kreatif dan inovatif ditingkat desa dalam pemanfaatan Dana Desa (DD). Hasil program inovatif nantinya akan dibawa atau dipentaskan pada bursa Desember 2017 mendatang pada tingkat kabupaten.
"Dalam Panaran ide tersebut nantinya akan terwujud proses pertukaran ide dan diberikan pendampingan teknis oleh beberapa ahli,"tuturnya.
Merespon hal itu Kepala Desa Mesakada, Demmanala mengemukakan. Jika bicara soal kegiatan inovasi di Tahun 2017 maka di Desa Mesakada memiliki suatu perencanaan dan sementara dalam proses pekerjaan tenpat yakni, pembuatan "Sanggar Tenun".
Kata kepala desa, sanggar nantinya akan melakukan pelatihan ibu-ibu untuk belajar menenun dengan model kelompok penenun.
Lanjutnya, teknik pasarannya masih dalam lokalitas sehingga bangunan sanggar diupayakan berada dipinggiran jalan, memang sangat sederhana karena anggaran terbatas dana hanya Rp 18 juta. "Saya rasa ini cukup lumayan karena hampir setiap desa di Tandukkalua sangat fokus pada pembangunan fisik,"tuturnya.
Ia berharap, TPID kedepannya memberikan ide-ide tentang hal yang kreatif atau inovasi agar potensi alam di Desa Mesakada dapat dimanfaatkan seperti pemanfaatan nenas.
Di tempat yang berbeda Kepala Desa Kanan, Aris juga menyampaikan. Seharusnya TIPD tidak hanya mencatat potensi inovasi desa melainkan melakukan kajian mendalam terhadap sejumlah desa yang nantinya menjadi perencanaan desa.
Di Desa Kanan memang Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) telah dicanangkan sejak Tahun 2016 namun masih dalam tahap penyelesaian bangunan. Rencana Bumdes akan mengembangkan kopi dimana hasil warga ditampung oleh Bumdes dan diolah.
Ia menjelaskan, pertengahan Desember 2017 tiga mesin akan dibeli yakni mesin kemasan, mesin sangrai dan mesin giling.
"Target kami Januari 2017 mulai berjalan. Bumdes juga akan membuka tokoh pertanian guna memudahkan fasilitas kerja dan sejumlah kebutuhan petani,"tuturnya.
Ia mengatakan, jumlah anggaran yang akan dialokasikan untuk Bumdes di Tahun 2017 Rp 75 juta didalamnya anggaran gedung, mesin dan pupuk .
Menurutnya, sangat representatif dalam hal mengembangkan potensi daerah agar warga sekitar juga mengkonsumsi hasil produksi lokal dan disisi lain mendekatkan pasar bagi petani. Pihaknya berharap, TPID nantinya difasilitasi tentang standar mutu, izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) serta sosialisasi penasaran produk.
Lanjutnya, dengan adanya kios pertanian juga akan memberikan stimulus bagi masyarakat tani dimana mudah memperoleh pupuk dan sejumlah kebutuhan pertanian dengan meminjam, setelah panen kopi atau padi wajib dikembalikan. (hpn/har)