Dandi (17) dan ibunya, Hadija (Foto: Asrianto) |
Sehari-hari, anak pertama dari pasangan Udin dan Hadija ini hanya tinggal di sebuah kamar sempit berukuran 2x1 meter. Segala aktivitasnya dilakukan di kamar ini. Mulai dari makan, minum mandi hingga buang air.
"Kalau mau makan, minum dan buang air harus dibantu," kata Hadija, ibu Dandi, saat ditemui di rumahnya, Sabtu (18/11).
Ayahnya hanya seorang pemulung dan tukang cincin sumur, sementara ibunya (Hadija) sebagai ibu rumah tangga biasa. Keluarga ini tak memiliki rumah pribadi dan tinggal di sebuah kontrakan.
Menurut Hadija, awalnya Dandi menderita penyakit ketika berusia 5 bulan. Usai itu, putranya menderita lumpuh dan keterbelakangan mental.
"Dulu pernah sakit demam tinggi selama minggu, langsung mi begitu kondisinya. Selalu banyak diam, tidak bicara," tutur Hadija.
Selama sakit, orang tuanya tak pernah membawa pergi ke rumah sakit dengan alasan tak punya biaya. Penghasilan ayahnya yang pas-pasan untuk biaya hidup sehari-hari tak mampu mengobati ankanya, bahkan sekedar cek ke rumah sakit pun urung dilakukan. Keluarga ini juga tak punya kartu layanan BPJS.
"Tidak punya biaya pak," kata Hadija dengan mata nanar, menjawab pertanyaan wartawan.
Hadija hanya bisa berharap, ada perhatian pemerintah atau dermawan yang dapat membantu kesembuhan anaknya.
Terpisah, Bidan Pustu Takatidung Rusni mengaku belum mengetahui hal tersebut, alasannya belum ada laporan dari kadernya.
"Nanti kami akan laporkan dan kunjungi pasien itu," kata Bidan Rusni. (ant/har)